Rabu, 07 Juni 2017

Dimensi Psikhis Manusia



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan dialam semesta ini. Menurut ilmu pengetahuan, asal usul manusia tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies baru yang berasal dari spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evulusi. Teori yang diperkenalkan Darwin pada abad 19 telah menimbulkan kepanikan, terutama kalangan gereja dan dan ilmuan yang berpaham teori kreasi khusus. Sejak saat itulah terjadi pro dan kontra tentang asal usul manusia, sebagian menerima dan sebagian lagi menolaknya.
Teori evulusi berpengaruh pula pada bidang ilmu pengetahuan lainnya, termasuk psikologi yang objeknya manusia. Pengikut Darwin dalam hal ini adalah Sigmund Freud yang mengatakan bahwa manusia berkembang dari tahapan evolusi yang sederhana hingga tahapan yang kompleks. Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup dimuka bumi yang memiliki karakter yang unik. Memang secara fisik manusia tidak begitu berbeda dengan binatang. Namun yang paling berbeda antara manusia dan makhluk lain adalah terletak pada kemampuannya melahirkan kebudayaan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hakikat manusia?
2.      Bagaimana asal usul manusia?
3.      Apa saja struktur manusia menurut Psikologi Islam?
4.      Apa saja struktur menurut Psikologi Barat?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hakikat manusia dalam Islam
Manusia adalah makhluk yang penuh misteri. Dia tidak akan mampu mengungkap siapa dirinya. manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah. Dengan akal, manusia akan berpikir, dan dengan berpikir akan banyak timbul pertanyaan yang akan timbul yang akan dicari jawabannya. Menurut Murtadha Mutahari, manusia adalah makhluk yang serba dimensi.[1]
Pertama secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum dan sebagainya.
Kedua, manusia memiliki sejumlah emosi.
Ketiga, mempunyai perhatian terhadap keindahan .
Keempat, mempunyai dorongan untuk menyembah Tuhan.
Kelima, memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikarunia akal, pikiran dan kehendak.
B.     Asal kejadian manusia
Asal usul manusia perspektif islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dumuka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya. Adam dianggat sebgai khalifah bukan hanya dipandang dari sisi fisik semata, namun juga karena Adam dalah makhluk yang sempurna. Sebgaimana firman Allah Q.S Al-Baqarah:30 :
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ    
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Menurut jumhur mufassirin bahwa penciptaan Adam dari tanah, dan istrinya Hawa dari bagian tubuhnya. Sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Hawa tercipta dari unsur yang serupa sama seperti penciptaan Adam.[2] Setelah penciptaan Adam, manusia selanjutnya diciptakan melalui proses pencampuran antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana firman Allah Q.S Al-mu’minun:12-14:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ  
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

C.     Struktur Manusia Menurut Psikologi Islam
Al-Quran merupakan pedoman dasar agama Islam yang sempurna, bisa dikatakan apa pun ada dalam al-Quran, termasuk manusia. Dalam al-Quran menjelaskan tentang manusia secara totalitas, baik fisik maupun psikis.[3] Penggolongan struktur manusia berdasarkan al-Quran yang saling berhubungan, adalah:
1.  Aspek Jismiah
Adalah aspek manusia tentang organ fisik dan biologis tubuh manusia dengan perangkat-perangkatnya. Aspek ini sangat tergantung dengan substansi aspek lain karena substansi aspek ini sebenarnya mati, yaitu al-nafs dan al-rūḥ yang menjadikannya hidup. Aspek jismiah mempunyai peranan penting untuk mengaktualisasikan fungsi aspek nafsiah dan aspek ruhaniyah.
2.  Aspek Nafsiah
Adalah keseluruhan kualitas khas manusia, berupa pikiran, perasaan, kemauan, dan kebebasan. Aspek ini merupakan persentuhan antara aspek jismiah dengan aspek ruhaniyah. Aspek ini memiiki tiga dimensi:

a.           Dimensi al-nafsu
Al-nafsu adalah dimensi psikis manusia yang memiliki dua daya yaitu: daya gadab (marah) yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang membahayakan dan syahwah (senang) berpotensi untuk mencapai kesenangan.
Hawa secara harfiyah berarti menurut kehendak. Hawa merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia. Dengan nafsu, manusia bisa menikmati segala keindahan dan kenikmatan yang ada dualam semesta ini. Nafsu mendorong akal untuk memikirkan cara-cara hidup yang lebih baik dan nafsu pula yang mendorong manusia untuk hidup berkeluarga dan berketurunan.[4] Firman Allah dalam Q.S Al-Imran:14:
z`Îiƒã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ  
14. dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[5] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Berdasarkan ayat ini, hawa nafsu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1)      Seksual, nafsu ini mendorong dan menyebabkan umat manusia berkembang dan berketurunan.
2)      Perut, yaitu mendorong akal manusia untuk memikirkan cara hidup yang lebih layak.
Disamping dua nafsu ini, Al-Ghazali menambahkan satu nafsu lagi yaitu marah atau ghadab. Nafsu ini mendorong manusia untuk melakukan apa saja atau menentang apa saja yang dianggap mengancam dan merugikan dirinya. Namun manusia diperingatkan agar selalu waspada terhadap sifat dan kekuatan nafsu yang selalu cendrung pada keburukan. Sebagaimana firman Allah swt QS. Al-Jasiyah:23: 
|M÷ƒuätsùr& Ç`tB xsƒªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd ã&©#|Êr&ur ª!$# 4n?tã 5Où=Ïæ tLsêyzur 4n?tã ¾ÏmÏèøÿxœ ¾ÏmÎ7ù=s%ur Ÿ@yèy_ur 4n?tã ¾ÍnÎŽ|Çt/ Zouq»t±Ïî `yJsù ÏmƒÏöku .`ÏB Ï÷èt/ «!$# 4 Ÿxsùr& tbr㍩.xs? ÇËÌÈ  
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[6] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Dengan pemahaman ayat tersebut, apabila nafsu berkerja dibawah kendali hati dan akal, nafsu akan memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada manusia
b.          Dimensi al-‘aql
Secara bahasa ‘aql berarti menahan atau mengikat. Berdasarkan pemahaman secara bahasa ini, ‘aql adalah orang yang mampu menahan atau mengikat dorongan-dorongan hawa nafsunya. Akal ada dua makna, yaitu:[7]
1)      Akal jasmani yaitu yang salah satu organ tubuh yang terletak dikepala (otak)
2)      Akal rohani, yaitu kemampuan jiwa yang dipersiapkan dan diberi kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (al-Ma’rifah) dan kognisi (al-Mudrikat).
Ø  Al-Ghazali menyebutkan beberapa aktifitas akal,yaitu:
1.      An-nazhar(melihat)
2.      At-tadabbur (memperhatiakan)
3.      At-ta’mmmul (merenungkan)
4.      Al-I’tibar (menginterpretasikan)
5.      Tafkir (memikirkan)
6.      At-tazakkur (mengingat)[8]
c.           Dimensi al-qalb
Al-qalb berperan dalam memberikan sifat insāniyah (kemanusiaan) bagi psikis manusia. Al-qalb memiliki dua daya, yaitu memahami dan merasakan. Dilihat dari fungsinya, al-qalb mempunyai tiga fungsi. Pertama, fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti: memahami (fiqh), mengetahui (‘ilm), mengingat (ẓikr), dan melupakan (gulf). Kedua, fungsi emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang (Ṭhuma’nīnah), sayang (ulfah), senang (ya’aba), kasar (galīẓ), takut (ru’b), dengki (gill), sombong (hamiyah), dsb. Ketiga, fungsi konasi yang menimbulkan daya karsa seperti berusaha (kasb).
Istilah Al-Qalb disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Haj ayat 46:
óOn=sùr& (#r玍šo Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷ètƒ !$pkÍ5 ÷rr& ×b#sŒ#uä tbqãèyJó¡o $pkÍ5 ( $pk¨XÎ*sù Ÿw yJ÷ès? ㍻|Áö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû ÍrߐÁ9$# ÇÍÏÈ    
46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Menurut Quraish Shihab, kata Qalb diambil dari kata yang bermakna membalik, karena dia sering kali berbolak balik, sekali senang, sekali susah, sekali setuju dan sekali menolak, qalb amat berfungsi untuk tidak konsisiten.[9]
Al-Qalb mempunyai dua makna, yaitu:
1)      Fisik, yaitu segumpal daging berbentuk lonjong yang terletak didalam rongga dada sebelah kiri yang terus-menerus berdetak selama manusi masih hidup.
2)      Metafisik, yaitu hati nurani atau suara hati.
3.      Aspek Ruhaniah
Adalah aspek psikis manusia yang besifat spiritual dan transendental. Dalam aspek ruhaniah terdapat dua dimensi, yang keduanya berasal dari Allah.
a.       Dimensi al-rūḥ, bersifat illahiyah (ketuhanan) dan mempunyai daya spiritual yang menarik badan (al-jism) dan jiwa (al-nafs) menuju Allah, dengan begitu manusia memerlukan agama. Al-rūḥ diberikan kepada manusia melalui proses al-nafkh.
b.      Dimensi al-fiṭrah, bermakna suatu kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir yang membentuk identitas atau (secara agama) bahwa manusia sejak lahir telah memiliki agama bawaan secara alamiah yaitu agama tauhid, mengesakan Allah.[10]
D.    Struktur Manusia Menurut Psikologi Barat
Di sini akan dijelaskan konsep dasar Psikologi Barat atas struktur manusia.
1.      Psikologi Fisiologi (Physiological Psychology)
Psikologi Barat yang membahas manusia dari segi aspek fisik-biologis. Psikologi ini berhubungan dengan fungsi sistem dalam tubuh manusia dengan tingkah lakunya. Psikologi Fisiologi ini sama seperti dengan aspek jismiah manusia berdasarkan struktur manusia dalam al-Quran.
2.      Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939 M) adalah tokoh dari konsep ini yang berdasarkan pandangannya kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu id, ego, dan super ego. Id merupakan penyimpan kebutuhan manusia mendasar yang mencari pemuasan dalam realitas eksternal seperti makan, minum, istirahat. Ego membantu id mengadakan kontak dengan realitas, ego bekerja menurut prinsip realitas. Super ego merupakan nilai-nilai moral masyarakat yang ditanamkan pada diri individu. Selain itu, manusia juga memiliki tiga sistem strata, yaitu the consciousness (kesadaran), the preconsciousness (bawah sadar), dan the unconsciousness (tidak sadar).[11] Dalam psikologi Islam, konsep ini termasuk pada aspek nafsiah yaitu dalam dimensi al-nafsu.
3.      Behaviorisme
Bahwa manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya, manusia berperilaku disebabkan oleh lingkungan dan bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Manusia menjadi determistik, tidak kreatif dan selalu menjadi objek. Jiwanya pasif ketikaberhubungan dengan lingkungan dan hanya merupakan makhluk fisik-biologis saja sehingga aspek ini termasuk dalam aspek jismah menurut al-Quran.[12]
4.      Psikologi Humanistik
Disini muncul teori-teori personality and motivation (kepribadian dan motivasi) oleh William James (1842-1910 M) yang kemudian dikembangkan oleh Gordon W. Allport (1897-1967 M), client-centered-approarch (pendekatan yang berpusat pada klien) dalam menangani masalah terapi oleh Carl Rogers (1902-1987 M), self actualization (aktualisasi diri) oleh Abraham H. Moslow (1908-1970 M), dan teori the will to meaning (kehendak untuk hidup bermakna) oleh Victor Frankl dalam logoterapinya. Psikologi Humanistik berasumsi bahwa manusia memiliki potensi baik untuk menumbuhkan dan mengembangkan harkat dan martabat yang merupakan refleksi dari sifat-sifat pada aspek nafsiah menurut al-Quran.[13]
5.      Psikologi Transpersonal
Psikologi ini memiliki dua hal penting yang menjadi sasaran telaah yaitu potensi luhur batin manusia (humam highest potentials) dan fenomena kesadaran manusia (humam states of consciousness), ini berhubungan dengan keruhanian dan bersifat spiritual. Psikologi Transpersonal menekankan pada pengalaman subjektif-transendental, berbeda dengan psikologi Islam yang bersifat subjektif-objektif-transenden. Dalam pandangan aspek menurut al-Quran aspek ini termasuk ke dalam aspek ruhaniah.[14]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia melalui tingkah lakunya dalam berhubungan dengan alam, manusia, dan Tuhannya berdasarkan konsep ajaran Islam (al-Quran dan Hadist). Lahirnya psikologi Islam terjadi karena adanya persentuhan agama dengan ilmu psikologi, perkembangan tentang ilmu psikologi pun semakin berkembang, sehingga mendorong umat Muslim untuk membentuk ilmu baru yang berkaitan dengan psikologi yang berlandaskan ajaran agama Islam, yaitu Psikologi Islam. Psikologi Islam ini muncul juga karena pembauran dengan Psikologi Barat namun berlandaskan agama Islam. Sesuai konsep dalam Psikologi Islam, manusia mempunyai tiga aspek: aspek Jismiah (badan), aspek Nafsiah (al-nafsu, al-‘aql, al-qalb), dan aspek Ruhaniah (al-rūḥ, al-fiṭrah). Berbeda dengan Psikologi Barat yang terdiri dari aliran-aliran, yaitu psikologi fisiologi (fisik), psikoanalisa, behaviorisme, psikologi humanistik, dan psikologi transpersonal.

DAFTAR PUSTAKA

Abas Asyafah, Proses Kehidupan Manusia dan Nilai Eksistensialnya,(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet 1,
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Rajagrapindo Persada,2007), Cet 1.
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam:Sudi tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan,, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
Sarlito, Psikologi Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2010)
Ujam Jaenudin, Psikologi Perkembangan,(Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet 1







[1] Ujam Jaenudin, Psikologi Perkembangan,(Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet 1. Hlm. 40.
[2] Abas Asyafah, Proses Kehidupan Manusia dan Nilai Eksistensialnya,(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet 1, Hlm. 8.
[3] Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam:Sudi tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 64.
[4] Ujam Jaenudin, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 65.
[5] Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
[6] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
[7] Ibid, hlm 63
[8] Ibid, hlm.64
[9] Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan,, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.236
[10] Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Rajagrapindo Persada,2007), Cet 1.
[11] Sarlito, Psikologi Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2010) hlm. 30
[12] Ibid, hlm. 31
[13] Ibid, hlm 32
[14] Ibid, hlm 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUNCI KEBAHAGIAAN MENURUT SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB RADHIYALLAHU 'ANHU

" KUNCI KEBAHAGIAAN MENURUT SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB RADHIYALLAHU 'ANHU " . ✅ JANGAN MEMBENCI SIAPAPUN, WALAU ADA YANG ...