BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan
dialam semesta ini. Menurut ilmu pengetahuan, asal usul manusia tidak bisa
dipisahkan dari teori tentang spesies baru yang berasal dari spesies lain yang
telah ada sebelumnya melalui proses evulusi. Teori yang diperkenalkan Darwin
pada abad 19 telah menimbulkan kepanikan, terutama kalangan gereja dan dan
ilmuan yang berpaham teori kreasi khusus. Sejak saat itulah terjadi pro dan
kontra tentang asal usul manusia, sebagian menerima dan sebagian lagi
menolaknya.
Teori evulusi berpengaruh pula pada bidang ilmu pengetahuan lainnya,
termasuk psikologi yang objeknya manusia. Pengikut Darwin dalam hal ini adalah
Sigmund Freud yang mengatakan bahwa manusia berkembang dari tahapan evolusi
yang sederhana hingga tahapan yang kompleks. Manusia sebagai salah satu makhluk
yang hidup dimuka bumi yang memiliki karakter yang unik. Memang secara fisik
manusia tidak begitu berbeda dengan binatang. Namun yang paling berbeda antara
manusia dan makhluk lain adalah terletak pada kemampuannya melahirkan
kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat manusia?
2. Bagaimana asal usul manusia?
3. Apa saja struktur manusia menurut Psikologi Islam?
4. Apa saja struktur menurut Psikologi Barat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat manusia dalam Islam
Manusia adalah makhluk
yang penuh misteri. Dia tidak akan mampu mengungkap siapa dirinya. manusia
adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah. Dengan akal, manusia akan berpikir,
dan dengan berpikir akan banyak timbul pertanyaan yang akan timbul yang akan
dicari jawabannya. Menurut Murtadha Mutahari, manusia adalah makhluk yang serba
dimensi.[1]
Pertama secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan,
minum dan sebagainya.
Kedua, manusia memiliki sejumlah emosi.
Ketiga, mempunyai perhatian terhadap keindahan .
Keempat, mempunyai dorongan untuk menyembah Tuhan.
Kelima, memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikarunia
akal, pikiran dan kehendak.
B. Asal kejadian manusia
Asal usul manusia
perspektif islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam
adalah manusia pertama yang diciptakan Allah dumuka bumi dengan segala karakter
kemanusiaannya. Adam dianggat sebgai khalifah bukan hanya dipandang dari sisi fisik
semata, namun juga karena Adam dalah makhluk yang sempurna. Sebgaimana firman
Allah Q.S Al-Baqarah:30 :
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Menurut jumhur mufassirin
bahwa penciptaan Adam dari tanah, dan istrinya Hawa dari bagian tubuhnya.
Sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim. Namun ada juga yang mengatakan bahwa
Hawa tercipta dari unsur yang serupa sama seperti penciptaan Adam.[2]
Setelah penciptaan Adam, manusia selanjutnya diciptakan melalui proses
pencampuran antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana firman Allah Q.S Al-mu’minun:12-14:
ôs)s9ur
$oYø)n=yz
z`»|¡SM}$#
`ÏB
7's#»n=ß
`ÏiB
&ûüÏÛ
ÇÊËÈ §NèO
çm»oYù=yèy_
ZpxÿôÜçR
Îû
9#ts%
&ûüÅ3¨B
ÇÊÌÈ ¢OèO
$uZø)n=yz
spxÿôÜZ9$#
Zps)n=tæ
$uZø)n=ysù
sps)n=yèø9$#
ZptóôÒãB
$uZø)n=ysù
sptóôÒßJø9$#
$VJ»sàÏã
$tRöq|¡s3sù
zO»sàÏèø9$#
$VJøtm:
¢OèO
çm»tRù't±Sr&
$¸)ù=yz
tyz#uä
4 x8u$t7tFsù
ª!$#
ß`|¡ômr&
tûüÉ)Î=»sø:$#
ÇÊÍÈ
12. dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
C. Struktur Manusia Menurut Psikologi Islam
Al-Quran merupakan pedoman dasar agama Islam yang sempurna, bisa dikatakan
apa pun ada dalam al-Quran, termasuk manusia. Dalam al-Quran menjelaskan
tentang manusia secara totalitas, baik fisik maupun psikis.[3] Penggolongan
struktur manusia berdasarkan al-Quran yang saling berhubungan, adalah:
1. Aspek
Jismiah
Adalah aspek manusia tentang organ fisik dan biologis
tubuh manusia dengan perangkat-perangkatnya. Aspek ini sangat tergantung dengan
substansi aspek lain karena substansi aspek ini sebenarnya mati, yaitu al-nafs
dan al-rūḥ yang menjadikannya hidup. Aspek jismiah mempunyai peranan
penting untuk mengaktualisasikan fungsi aspek nafsiah dan aspek ruhaniyah.
2. Aspek
Nafsiah
Adalah keseluruhan kualitas khas manusia, berupa
pikiran, perasaan, kemauan, dan kebebasan. Aspek ini merupakan persentuhan
antara aspek jismiah dengan aspek ruhaniyah. Aspek ini memiiki tiga dimensi:
a.
Dimensi al-nafsu
Al-nafsu adalah dimensi psikis manusia yang memiliki dua daya
yaitu: daya gadab (marah) yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari
sesuatu yang membahayakan dan syahwah (senang) berpotensi untuk mencapai
kesenangan.
Hawa secara harfiyah
berarti menurut kehendak. Hawa merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada
manusia. Dengan nafsu, manusia bisa menikmati segala keindahan dan kenikmatan
yang ada dualam semesta ini. Nafsu mendorong akal untuk memikirkan cara-cara
hidup yang lebih baik dan nafsu pula yang mendorong manusia untuk hidup
berkeluarga dan berketurunan.[4] Firman Allah dalam Q.S Al-Imran:14:
z`Îiã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# ÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# ÆÏB É=yd©%!$# ÏpÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 Ï9ºs ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
14. dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[5]
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).
Berdasarkan ayat ini,
hawa nafsu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Seksual, nafsu ini mendorong dan menyebabkan umat manusia berkembang dan
berketurunan.
2) Perut, yaitu mendorong akal manusia untuk memikirkan cara hidup yang lebih
layak.
Disamping dua nafsu
ini, Al-Ghazali menambahkan satu nafsu lagi yaitu marah atau ghadab. Nafsu ini
mendorong manusia untuk melakukan apa saja atau menentang apa saja yang
dianggap mengancam dan merugikan dirinya. Namun manusia diperingatkan agar
selalu waspada terhadap sifat dan kekuatan nafsu yang selalu cendrung pada
keburukan. Sebagaimana firman Allah swt QS. Al-Jasiyah:23:
|M÷uätsùr& Ç`tB xsªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd ã&©#|Êr&ur ª!$# 4n?tã 5Où=Ïæ tLsêyzur 4n?tã ¾ÏmÏèøÿx ¾ÏmÎ7ù=s%ur @yèy_ur 4n?tã ¾ÍnÎ|Çt/ Zouq»t±Ïî `yJsù ÏmÏöku .`ÏB Ï÷èt/ «!$# 4 xsùr& tbrã©.xs? ÇËÌÈ
23. Maka pernahkah kamu melihat
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya
berdasarkan ilmu-Nya[6]
dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Dengan pemahaman ayat
tersebut, apabila nafsu berkerja dibawah kendali hati dan akal, nafsu akan
memberikan manfaat dan kebahagiaan kepada manusia
b.
Dimensi al-‘aql
Secara bahasa ‘aql berarti menahan atau
mengikat. Berdasarkan pemahaman secara bahasa ini, ‘aql adalah orang
yang mampu menahan atau mengikat dorongan-dorongan hawa nafsunya. Akal ada dua
makna, yaitu:[7]
1) Akal jasmani yaitu yang salah satu organ tubuh yang terletak dikepala
(otak)
2) Akal rohani, yaitu kemampuan jiwa yang dipersiapkan dan diberi kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan (al-Ma’rifah) dan kognisi (al-Mudrikat).
Ø Al-Ghazali menyebutkan beberapa aktifitas akal,yaitu:
1. An-nazhar(melihat)
2. At-tadabbur (memperhatiakan)
3. At-ta’mmmul
(merenungkan)
4. Al-I’tibar
(menginterpretasikan)
5. Tafkir (memikirkan)
6. At-tazakkur (mengingat)[8]
c.
Dimensi al-qalb
Al-qalb berperan dalam memberikan sifat insāniyah
(kemanusiaan) bagi psikis manusia. Al-qalb memiliki dua daya, yaitu
memahami dan merasakan. Dilihat dari fungsinya, al-qalb mempunyai tiga
fungsi. Pertama, fungsi kognisi yang menimbulkan daya cipta seperti: memahami (fiqh),
mengetahui (‘ilm), mengingat (ẓikr), dan melupakan (gulf).
Kedua, fungsi emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang (Ṭhuma’nīnah),
sayang (ulfah), senang (ya’aba), kasar (galīẓ), takut (ru’b),
dengki (gill), sombong (hamiyah), dsb. Ketiga, fungsi konasi yang
menimbulkan daya karsa seperti berusaha (kasb).
Istilah Al-Qalb disebutkan dalam Al-Qur’an surah
Al-Haj ayat 46:
óOn=sùr& (#rçÅ¡o Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷èt !$pkÍ5 ÷rr& ×b#s#uä tbqãèyJó¡o $pkÍ5 ( $pk¨XÎ*sù w yJ÷ès? ã»|Áö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû ÍrßÁ9$# ÇÍÏÈ
46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Menurut Quraish Shihab, kata Qalb diambil dari kata
yang bermakna membalik, karena dia sering kali berbolak balik, sekali senang,
sekali susah, sekali setuju dan sekali menolak, qalb amat berfungsi untuk tidak
konsisiten.[9]
Al-Qalb mempunyai dua
makna, yaitu:
1) Fisik, yaitu segumpal daging berbentuk lonjong yang terletak didalam rongga
dada sebelah kiri yang terus-menerus berdetak selama manusi masih hidup.
2) Metafisik, yaitu hati nurani atau suara hati.
3. Aspek Ruhaniah
Adalah aspek psikis manusia yang besifat spiritual dan
transendental. Dalam aspek ruhaniah terdapat dua dimensi, yang keduanya berasal
dari Allah.
a. Dimensi al-rūḥ, bersifat illahiyah (ketuhanan) dan mempunyai
daya spiritual yang menarik badan (al-jism) dan jiwa (al-nafs)
menuju Allah, dengan begitu manusia memerlukan agama. Al-rūḥ diberikan
kepada manusia melalui proses al-nafkh.
b. Dimensi al-fiṭrah, bermakna suatu kecenderungan alamiah bawaan sejak
lahir yang membentuk identitas atau (secara agama) bahwa manusia sejak lahir
telah memiliki agama bawaan secara alamiah yaitu agama tauhid, mengesakan
Allah.[10]
D.
Struktur Manusia
Menurut Psikologi Barat
Di sini akan dijelaskan
konsep dasar Psikologi Barat atas struktur manusia.
1. Psikologi Fisiologi (Physiological Psychology)
Psikologi Barat yang
membahas manusia dari segi aspek fisik-biologis. Psikologi ini berhubungan
dengan fungsi sistem dalam tubuh manusia dengan tingkah lakunya. Psikologi
Fisiologi ini sama seperti dengan aspek jismiah manusia berdasarkan struktur
manusia dalam al-Quran.
2. Psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939 M) adalah tokoh dari konsep ini yang berdasarkan pandangannya
kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu id, ego, dan super
ego. Id merupakan penyimpan kebutuhan manusia mendasar yang mencari
pemuasan dalam realitas eksternal seperti makan, minum, istirahat. Ego
membantu id mengadakan kontak dengan realitas, ego bekerja
menurut prinsip realitas. Super ego merupakan nilai-nilai moral
masyarakat yang ditanamkan pada diri individu. Selain itu, manusia juga
memiliki tiga sistem strata, yaitu the consciousness (kesadaran), the
preconsciousness (bawah sadar), dan the unconsciousness (tidak
sadar).[11]
Dalam psikologi Islam, konsep ini termasuk pada aspek nafsiah yaitu dalam
dimensi al-nafsu.
3. Behaviorisme
Bahwa manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya,
manusia berperilaku disebabkan oleh lingkungan dan bertujuan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Manusia menjadi determistik, tidak kreatif dan selalu
menjadi objek. Jiwanya pasif ketikaberhubungan dengan lingkungan dan hanya
merupakan makhluk fisik-biologis saja sehingga aspek ini termasuk dalam aspek
jismah menurut al-Quran.[12]
4. Psikologi Humanistik
Disini muncul teori-teori personality and
motivation (kepribadian dan motivasi) oleh William James (1842-1910 M) yang
kemudian dikembangkan oleh Gordon W. Allport (1897-1967 M), client-centered-approarch
(pendekatan yang berpusat pada klien) dalam menangani masalah terapi oleh Carl
Rogers (1902-1987 M), self actualization (aktualisasi diri) oleh Abraham
H. Moslow (1908-1970 M), dan teori the will to meaning (kehendak untuk
hidup bermakna) oleh Victor Frankl dalam logoterapinya. Psikologi Humanistik
berasumsi bahwa manusia memiliki potensi baik untuk menumbuhkan dan
mengembangkan harkat dan martabat yang merupakan refleksi dari sifat-sifat pada
aspek nafsiah menurut al-Quran.[13]
5. Psikologi Transpersonal
Psikologi ini memiliki
dua hal penting yang menjadi sasaran telaah yaitu potensi luhur batin manusia (humam
highest potentials) dan fenomena kesadaran manusia (humam states of
consciousness), ini berhubungan dengan keruhanian dan bersifat spiritual.
Psikologi Transpersonal menekankan pada pengalaman subjektif-transendental,
berbeda dengan psikologi Islam yang bersifat subjektif-objektif-transenden.
Dalam pandangan aspek menurut al-Quran aspek ini termasuk ke dalam aspek
ruhaniah.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia melalui tingkah
lakunya dalam berhubungan dengan alam, manusia, dan Tuhannya berdasarkan konsep
ajaran Islam (al-Quran dan Hadist). Lahirnya psikologi Islam terjadi karena
adanya persentuhan agama dengan ilmu psikologi, perkembangan tentang ilmu
psikologi pun semakin berkembang, sehingga mendorong umat Muslim untuk
membentuk ilmu baru yang berkaitan dengan psikologi yang berlandaskan ajaran
agama Islam, yaitu Psikologi Islam. Psikologi Islam ini muncul juga karena
pembauran dengan Psikologi Barat namun berlandaskan agama Islam. Sesuai konsep
dalam Psikologi Islam, manusia mempunyai tiga aspek: aspek Jismiah (badan),
aspek Nafsiah (al-nafsu, al-‘aql, al-qalb), dan aspek Ruhaniah (al-rūḥ,
al-fiṭrah). Berbeda dengan Psikologi Barat yang terdiri dari aliran-aliran,
yaitu psikologi fisiologi (fisik), psikoanalisa, behaviorisme, psikologi
humanistik, dan psikologi transpersonal.
DAFTAR PUSTAKA
Abas Asyafah, Proses Kehidupan Manusia dan Nilai
Eksistensialnya,(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet 1,
Abdul Mujib, Kepribadian
Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Rajagrapindo Persada,2007), Cet 1.
Baharuddin, Paradigma
Psikologi Islam:Sudi tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007)
Baihaqi, Psikologi
Pertumbuhan,, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
Sarlito,
Psikologi Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2010)
Ujam Jaenudin, Psikologi
Perkembangan,(Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet 1
[2] Abas Asyafah, Proses Kehidupan Manusia dan Nilai
Eksistensialnya,(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet 1, Hlm. 8.
[3]
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam:Sudi tentang Elemen Psikologi dari
Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 64.
[5] Yang dimaksud dengan
binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta,
lembu, kambing dan biri-biri.
[6] Maksudnya Tuhan
membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak
menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
[7] Ibid,
hlm 63
[8] Ibid,
hlm.64
[10]
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Rajagrapindo
Persada,2007), Cet 1.
[11]
Sarlito, Psikologi Umum, (Jakarta: Rajagrapindo Persada, 2010) hlm. 30
[12] Ibid,
hlm. 31
[13] Ibid,
hlm 32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar